4 Rambu Solo – Toraja Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian. Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi. Setelah melewati serangkaian acara, si mendiang di usung menggunakan Tongkonan (sejenis rumah adat khas Toraja) menuju makam yang berada di Dalamdiri si perempuan, pertanyaan-pertanyaan itu menjadi sumbu yang terus menerus menyalakan kedukaannya dan mengalirkan airmatanya seperti juga mungkin telah menyalakan kedukaan dan airmata keluarga korban bom bunuh diri yang lain. Mereka, orang-orang yang ditinggalkan itu, tentu saja akan melanjutkan hidupnya. Liriklagu pula seperti yang dinyatakan tadi, kebanyakannya liar dan lucah. Sebab itu ada mengatakan inilah `bunyi syaitan' tetapi ia indah kepada pengikutnya. Rambu Solo – Toraja. Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian. Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada In 2017 International Conference on Mechanical, Electronics, Computer, and Industrial Technology, 6–8 December 2017, Prima, Indonesia. Tandi, Michael Yonathan (2018) perancangan kampanye sosial mengenai pentingnya persiapan olahraga lari. Bachelor Thesis thesis, Universitas Multimedia Nusantara. RambuSolo adalah pesta atau upacara kedukaan atau kematian. Adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Yang unik dari upacara rambu solo adalah pembuatan boneka kayu yang dibuat sangat mirip dengan yang meninggal dan diletakkan di tebing.Uniknya konon katanya, wajah boneka itu kian hari kian mirip dengan Bagisuku Toraja di Sulawesi Selatan, rasa cinta pada keluarga dan leluhur salah satunya mewujud lewat Rambu Solo Sejumlahanak berpakaian adat Toraja mengamati prosesi terima tamu saat penyelenggaran Upacara Rambu Solo di Sangalla, Tana Toraja, Sulawasi Selatan, Rabu (23/2/2022). Upacara Rambu Solo tersebut digelar masyarakat Suku Toraja sebagai bentuk penghormatan terakhir dari keluarga duka kepada anggota keluarga yang meninggal. Sayangnyatak satu agama – agama asli Nusantara ini diakui di Indonesia selaku agama, hanya sebagai aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 1. Adat Musi (suku Talaud, Sulawesi Utara) Tempat suci penghayat ADAT Musi. Adat Musi adalah sebuah agama asli Nusantara yang berasal dari ajaran Bawangin Panahal. Salahsatu adat budaya yang mencerminkan hubungan manusia dan alam semesta dan sesamanya adalah Rambu solo.’Rambu solo’merupakan salah satu bukti warisan budaya yang masih dipertahankan hingga saat ini oleh masyarakat Tanah Toraja.Rambu solo’atau yang dikenal sebagai pesta adat kematian,bertujuan untuk menghormati para leluhur mereka dan Dilain pihak Gereja dan para politisi perlu merumuskan bersama-sama sebuah etika politik yang tidak hanya mewakili kepentingan pelayanan Gereja saja, tetapi juga kepentingan masyarakat politik NTT. Jadi, hubungan Gereja dan para politisi tidak terkesan saling memperalat sebab ada etika yang mengaturnya. 3. Prof Dr. C. Salombe, seorang ahli kebudayaan Sulawesi Selatan, menunjuk pada kejujuran (Toraja: kamalamburan, Bugis: alempureng, Makassar: lambusu') sebagai nilai utama dalam semua masyarakat Sulawesi Selatan.[1] misalnya, supaya upacara rambu solo' (upacara kematian) diterjemahkan ke dalam pemahaman teologis dan pemberitaan gereja tentang Dikampungku, Tana Toraja, aura kematian sering kali berembus seperti angin. Jika terlihat secarik kain putih melambai di halaman tongkonan, itu pertanda ada orang yang masih hidup meski sudah mati, ”to makula”. Di sini, kematian dirayakan dengan Menghilangkankejenuhan di kala menjaga kebun, dan memberikan efek ketenangan hati (terapi otot). - Suling Lembang (suling panjang) pada masyarakat Toraja berfungsi ritual karena hadir pada saat pelaksanaan upacara rambu solo (upacara kedukaan) yang dimainkan bersamaan dengan gong dan nyanyian (vocal). 26 UpacaraPemakaman “Rambu Solo” Melalui upacara Rambu Solo' inilah bisa anda saksikan bahwa masyarakat Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini terdiri dari beberapa susunan acara, dimana dalam setiap acara tersebut anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih tetap dipertahankan Tapi hampir tiap hari jelang acara rambu' solo (upacara ZBSPNO6. TANA Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata paling populer di Provinsi Sulawesi Selatan. Di sini Anda menikmati kebudayaan khas Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dengan budaya khas Austronesia asli. Cicipilah nuansa lain kebudayaan yang unik dan berbeda, mulai dari rumah adat Tongkonan, upacara pemakaman Rambu Solo, Pekuburan Gua Londa, Pekuburan Batu Lemo, atau Pekuburan Bayi mitos yang diceritakan dari generasi ke generasi, nenek moyang asli orang Toraja turun langsung dari surga dengan cara menggunakan tangga, di mana tangga ini berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua satu-satunya Tuhan.Nama Toraja pertama kali diberikan oleh Suku Bugis Sidenreng yang menyebut penduduk yang tinggal di daerah ini sebagai "Riaja" orang yang mendiami daerah pegunungan. Sementara rakyat Luwu menyebut mereka, "Riajang" orang-orang yang mendiami daerah barat.BARRY KUSUMA Upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Versi lain mengatakan bahwa Toraja dari kata "Toraya" Tau orang, dan raya atau maraya besar, gabungan dua kata ini memberi arti "orang-orang hebat" atau "manusia mulia". Berikutnya istilah yang lebih sering dipakai adalah sebutan Toraja, kata "tana" sendiri berarti daerah. Penduduk dan wilayah Toraja pun akhirnya dikenal dengan Tana Toraja menganut "aluk" atau adat yang merupakan kepercayaan, aturan, dan ritual tradisional ketat yang ditentukan oleh nenek moyangnya. Meskipun saat ini mayoritas masyarakat Toraja banyak yang memeluk agama Protestan atau Katolik tetapi tradisi-tradisi leluhur dan upacara ritual masih terus Toraja membuat pemisahan yang jelas antara upacara dan ritual yang terkait dengan kehidupan dan kematian. Hal ini karena ritual-ritual tersebut terkait dengan musim tanam dan KUSUMA Upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat Toraja mengolah sawahnya dengan menanami padi jenis gogo yang tinggi batangnya. Di sepanjang jalan akan Anda temui padi dijemur dimana batangnya diikat dan ditumpuk ke atas. Padi dengan tangkainya tersebut disimpan di lumbung khusus yang dihiasi dengan tanduk kerbau pada bagian depan serta rahang kerbau di bagian Toraja memiliki dua jenis upacara adat yang populer yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka. Rambu Solo adalah upacara pemakaman, sedangkan Rambu Tuka adalah upacara atas rumah adat yang baru Rambu Solo, masyarakat Toraja percaya tanpa upacara penguburan ini maka arwah orang yang meninggal tersebut akan memberikan kemalangan kepada orang-orang yang ditinggalkannya. Orang yang meninggal hanya dianggap seperti orang sakit, karenanya masih harus dirawat dan diperlakukan seperti masih hidup dengan menyediakan makanan, minuman, rokok, sirih, atau beragam sesajian KUSUMA Kerbau-kerbau yang dikorbankan pada upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Upacara pemakaman Rambu Solo adalah rangkaian kegiatan yang rumit ikatan adat serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Persiapannya pun selama berbulan-bulan. Sementara menunggu upacara siap, tubuh orang yang meninggal dibungkus kain dan disimpan di rumah leluhur atau tongkonan. – Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat Toraja, Sulawesi Selatan yang mewajibkan keluarga almarhum membuat pesta sebagai tanda penghormatan terakhir. Arti kata Rambu Solo dalam bahasa Toraja adalah asap yang mengarah ke bawah. Baca juga Tongkonan, Rumah Adat TorajaSejarah Rambu Solo Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat yang mengharuskan keluarga almarhum mengadakan pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang telah meninggal. Upacara adat Rambu Solo ini sudah dimulai kira-kira pada abad ke-9 dan dilaksanakan turun-temurun sampai saat ini. Secara harafiah, dalam bahasa Toraja arti kata Rambu Solo adalah asap yang arahnya ke dari asap ke bawah adalah ritus-ritus persembahan asap untuk orang yang mati dilaksanakan sesudah pukul saat matahari mulai turun atau terbenam. Istilah dari Rambu Solo sendiri terbentuk dari tiga kata, yaitu aluk keyakinan, rambu asap atau sinar, dan turun. Dengan demikian, aluk rambu solo diartikan sebagai upacara yang dilangsungkan saat sinar matahari mulai turun terbenam. Selain aluk rambu solo, upacara adat ini juga memiliki sebutan lain, yaitu aluk rampe matampu. Aluk keyakinan, rampe sebelah atau bagian, dan matampu barat. Jadi, aluk rampe matampu adalah upacara yang dilangsungkan di sebelah barat rumah.

lagu kedukaan toraja rambu solo